Sejarah Desa

31 Januari 2017 19:18:39 WITA

SEJARAH DESA KALIANGET

           Desa Kalianget adalah salah satu desa di Kecamatan Seririt yang merupakan desa peninggalan sejarah, yang dulunya sebuah daerah yang sangat tandus, dipinggiran pantai tumbuh semak-semak, hutan belukar yang sangat lebat, disekitarnya banyak tumbuh pepohonan yang menyebarkan bau harum tat kala berbunga, seperti pohon pandan harum, pohon pudak dan beberapa pepohonan lainnya.

           Karena pohon-pohon tersebut saat berbunga menyebarkan bau yang harum, dan disampingnya tumbuh pepohonan yang besar dengan semak belukar yang lebat maka daerah itu dinamai Alas Harum. Keharuman daerah itu yang menghiasi sekitarnya mempunyai kesan dan ciri khas tersendiri, namun disatu sisi pepohonan yang besar-besar, semak belukar yang lebat merupakan pemandangan yang memberi kesan angker, memang benar daerah itu adalah daerah yang sangat angker, pepohonan dan semak belukar yang lebat menjadi tempat para dedemit, jin, peri, dan mahluk gaib lainnya yang sanantiasa mengganggu ketentraman penduduk yang tinggal disekitarnya,Para penduduk selalu dihantui rasa ketakutan keangkeran dan kerusuhan yang dilakukan para dedemit itu akhirnya didengar oleh Raja penguasa Bali yakni Ida Dalem Anom Pemayun di Gelgel. Sebagai duta Raja untuk menetralisir keadaan di pelosok-pelosok daerah Bali maka dipilihlah Ida Idewa Kaleran Mayun dan berkat pusaka kayohanan yang beliau bawa maka dengan mudah beliau mengalahkan para perusuh yang mengganggu daerah Culik (Karangasem), daerah Songan Kintamani ( Bangli), dan daerah Alas Harum. Beliau berhasil menata daerah Alas Harum dan sekitarnya yang pada mulanya sangat tandus, menjadi sebuah Kerajaan yang tanahnya subur, walau menanggung resiko yang sangat berat maka sejak saat itu kerajaan yang baru dibangun dinamai Kalianget dan beliau yang menjadi Prabu Kalianget. Kedatangan beliau di Alas Harum ini yang  berkembang menjadi kerajaan Kalianget adalah sekitar tahun 1622 Masehi ( Caka 1544 ).

      Kemegahan Kerajaan Kalianget ini sebagai sebuah kerajaan kecil di belahan Bali Utara bagian barat cukup lama. Sampai pada akhirnya Kerajaan Kalianget itu runtuh tanpa ada yang meneruskan, sehingga bisa dikatakan Kerajaan Kalianget ibarat seumur jagung, tanpa ada generasi sebagai penerus tahta kerajaan. Kehancuran Kerajaan Kalianget adalah sebagai akibat dan sebagai hukuman atas keberanian Raja menetang sabda Ida Bhatara Batukaru dengan jalan menancapkan keris Pusaka Ki Baan Kau untuk mendapatkan mata air guna mengaliri sungai mendaum. Perjuangan Raja adalah bagaikan Dewa Wisnu yang selalu berusaha mensejahterakan rakyatnya, walaupun disatu sisi berakibat fatal bagi kerjaan dan raja sendiri. Kepergian Raja bersama istri dan Putra-putranya meninggalkan kerajaan yang sudah hancur menuju daerah Tabanan, oleh Raja Gianyar beliau diberikan tempat disebelah selatan Kerajaan yakni di Manik Selaka (Tabanan). Ditempat inilah Putra-putra beliau melangsungkan Upacara Perkawian sampai pada akhirnya beliau ( Raja Kalianget ) Ida Idewa Kaleran Mayun Sakti wafat di Manik Selaka Tabanan. Dari sinilah putra-putra dan pretisentana Raja mengabdikan diri di Puri Mengwi, oleh Raja Mengwi dibuatkan puri di Kukuh yang diberinama Puri Batan Wani ( Puri yang sangat disegani musuh ), ada yang kamasan Tabanan, oleh raja Mengwi Ida Idewa Kaleran Mayun Sakti ( Putra Ida Idewa Kaleran Mayun yang menetap di Puri Batan Wani ) adalah cucu dari Raja Kalianget diberikan penghargaan  atas jasa-jasanya dengan membuatkan Puri di Sangsi (Puri Sangsi), akhirnya Pertisentana atau warih Ida Prabu Kalianget menyebar diseluruh Bali bagian timur, selatan, barat, yang merupakan ikatan persaudaraan keluarga Dalem.

      Bukti sejarah yang beliau ( Raja Kalianget ) tinggalkan yang dapat dikenang oleh masyarakat desa kalianget atau daerah sekitar sampai sekarang :

  1. Diberikannya nama Kalianget yang sampai sekarang menjadi nama desa yaitu Desa Kalianget.
  2. Digalinya sungai mendaum yang sampai sekarang mengairi persawahan di dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Seririt dan Kecamatan Banjar.
  3. Dibangunnya tempat-tempat Pemujaan ( Pura ) yang sampai sekarang masih berdiri kokoh serta namanya yang abadi sepanjang masa, diantaranya :Pura Alas Harum, Pura Dalem Dasar, Pura Prabu, Pura Aswa Mapwe ( Pura Jaran Guyang ), Pura Taman Batur, Pura Taman Berawah, Pura Manik Galih, Pura Penyusuhan ( Pura Lesung )

 

           Oleh masyarakat Kalianget untuk menghormati jasa-jasa Ida Sang Prabu pada saat beliau mengangkat I Nyoman Jaya Prana sebagai putra angkat, maka dibangunlah Pura pada tahun 1949 untuk Menstanakan Ida Bhatara Sakti ( Jaya Prana ), Dewa Ayu Layonsari, Ida Sang Prabu Kalianget, Paman Patih Sawung Galing, dan Dewa Nyoman Arya Utama, Pura tersebut diberinama “ Pura Anyar “.

           Saksi bisu lainnya yang cukup memberikan jawaban sebagai bukti sejarah yang nyata adalah benda berupa lesung milik Dewa Ayu Layonsari, Keris Pusaka Ida Sang Prabu Kalianget masih disimpan / disungsung oleh warih Ida Sang Parabu di Puri Sangsi Singapadu, dan benda-benda lainnya. Adapun nama Kalianget adalah sebuah nama warisan Raja Kalianget dapat diberi beberapa pengertian sebagai berikut :

  1. Kalianget berasal dari kata Kali dan Anget, Kali berati Sungai (Tukad), Anget berarti : Panas. Nama ini diberikan karena aliran air panas ( Yeh Panes ) yang ada diwilayah Desa Banjar mengaliri daerah ini, sehingga daerah ini diberi nama Kalianget.
  2. Kalianget berasal dari kata Kali dan Anget, Kali berati Waktu, Anget berati Menakutkan ( Tenget ) Karena beberapa tempat sekitar daerah ini cukup angker sehingga sering menakutkan penduduk sekitar.

  Sedangkan nama Tukad Mendaum dapat diberikan pengertian sebagai berikut :

  1. Mendaum berasal dari kata Manda yang berarti dangkal (deken), Aum/Aub berarti lebat penuh dengan semak belukar (bet). Nama ini diberikan karena aliran sungai yang telah dibuat oleh Raja bersama rakyat lama tidak berair, akibatnya dikanan kirinya tumbuh semak belukar yang rimbun, pada aliran sungai terdapat sampah dan lelongsoran tanah sehingga menjadi dangkal.
  2. Mandaum yang berasal dari kata Manda yang artinya keluar/muncul ( metu ), Aum adalah Kesaktian Raja, Mendaum berarti/diartikan baru muncul/diperlihatkan kesaktian Raja, yaitu dengan menikamkan keris Pusaka Ki Baan Kau di kaki Gunung Batukaru barulah muncul mata air yang mengaliri saluran air yang telah digali sebelumnya, sejak saat itu sungai tersebut diberi nama “ Sungai Mendaum “.

Dan sesuai dengan Ilikita Desa, bahwa sejak tahun 1942 Desa Kalianget resmi menjadi Desa Pemerintahan, dengan Kepemimpinan sebagai berikut :

  1. Perbekel Pertama      :  Ketut Badung         (   1940 – 1942 ) Penunjukan
  2. Perbekel Kedua         :  Putu Satria             (   1961 – 1966  ) Penunjukan
  3. Perbekel Ketiga         :  Ketut Sania            (   1966 – 1971  ) Penunjukan
  4. Perbekel Keempat     :  Nyoman Cana         (   1971 – 1976  ) Penunjukan
  5. Perbekel Kelima        :  Ketut Tantra           (   1976 – 1981  ) Penunjukan
  6. Perbekel Keenam      :  Ketut Sumerada     (   1981 – 1986  )Pemilihan
  7. Perbekel Ketujuh      :  Putu Mas Mangku    (  1986 – 1994  )Pemilihan
  8. Pj. Perbekel             :   I PUTU SUDIKA     (   1994 - 1996   ) Penunjukan
  9. Perbekel Kedelapan  :  Ketut Sugana         (   1996 – 2005  )Pemilihan
  10. Pj. Perbekel             : I PUTU SUDIKA       (    2005 - 2007  ) Penunjukan
  11. Perbekel Kesembilan: Putu Santika           (   2007 – 2012  )Pemilihan
  12. Plt. Perbekel            : Made Mardika         (   2012 - 2013   ) Penunjukan
  13. Perbekel kesepuluh  : Made Sujana          ( 2013 – 0000    )Pemilihan

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Lokasi Kalianget

tampilkan dalam peta lebih besar